“Fio, tunggu…!”, langkahku langsung terhenti kala Denis memanggilku.
“Ada apa ?” ” Ini, buku latihanmu ketinggalan.”kata Denis. “Makasi”
jawabku sambil tersenyum. Denis membalas senyumku, senyum manis yang
memberikan arti bahwa ia adalah sosok anak muda yang ramah dan baik
hati.
Ya, dialah Denis. Siswa SMA 46 Jakarta yang cukup banyak punya
penggemar. Aku pun sudah lama memendam rasa kepadanya. Aku dan dia
memang sudah kenal sejak lama karena dari sekolah dasar aku sudah
sekelas dengannya. Awalnya, tak ada kedekatan apapun di antara kami,
hingga suatu hari Denis mengajakku pulang bersama.
“Mau pulang sama aku
nggak ?” tanyanya sambil tersenyum. Senyum yang dapat membuat siapa saja
melayang karnanya. “Bole aja”, tanpa basa basi aku langsung mengiyakan
ajakan itu. Dari sana, aku mulai dekat dengannya. Dan akhirnya, saat itu
pun tiba. Denis memintaku untuk menjadi pacarnya. Tak perlu banyak
waktu untuk menjawab semua itu karna memang itulah mimpiku sejak SMP.
Kini, hari-hariku pun sudah ditemani oleh Denis. Semua terasa sangat
menyenangkan. Dan ternyata, itu hanya awalnya saja. Ketika hubunganku
dengannya memasuki usia ke-3 bulan, saat itulah mimpi burukku datang.
“Fio, sini, aku mau ngomong sesuatu.”kata Denis. Aku langsung menelan
ludah, tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padaku. “Aku mau kita
temenan aja.”lanjut Denis.
Taaarr ! Seakan ada ribuan cambuk yang mengenai hatiku. Aku langsung
menitikkan air mata, tetapi segera kuhapus tanpa sepengetahuan Denis.
Aku tak ingin lemah di hadapannya. Aku hanya diam.
“Fio, maafin aku…” Aku langsung berlari sejauh mungkin, tak peduli walau
langit sedang menangis seakan tahu apa yang kini tengah aku rasakan.
Aku berlari di tengah derasnya hujan, tak ada tanda-tanda kalau Denis
akan mengejarku. Biarlah, kataku dalam hati.
Keesokan harinya, tak sengaja aku bertemu Denis di sebuah pusat
perbelanjaan. Ia bersama seorang perempuan cantik, berkulit putih,
manis, tinggi pula. Ideal sekali untuk ukuran seorang wanita sempurna.
Oh Tuhan, ironis. Satu kata yang dapat mewakilkan keadaanku saat ini
setelah aku berusaha untuk mempertahankan semuanya. Kini, hancur sudah
semuanya karena orang yang kusayangi.
Aku ingin sematkan bintang di dahinya, agar ia tahu betapa besar rasa
sayangku padanya. Tuhan, masih bisakah hari itu terulang ?
Hari dimana
aku dan Denis masih bersama ....
**THE END**
Penulis : Dian Novianti
Facebook : @
Diah Novianti